Jumat, 05 Desember 2008

Foto Bencana Alam Tsunami





Tsunami Aceh















deti-detik terjadinya tsunami













Detik-detik terjadinya tsunami












Proses terjadinya Tsunami

















evakuasi jenazah korban tsunami









Tsunami di Pangandaran






Sebelum dan setelah terjadinya tsunami di Aceh






















































Bencana Alam Tsunami









Sasaran dari blog “ peringatan dini bancana tsunami” ini diantaranya :


1. Warga disekitar pesisir pantai
2. Para wisatawan asing/lokal yang berada di daerah pesisir pantai
3. Semua masyarakat, baik yang sedang melakukan aktivitas ekonomi dll. Di sekitar daerah pesisir
4. dan, juga untuk para pembaca blog ini.

Tujuan dai pembuatan blog ini adalah untuk :

1.Untuk lebih mengetahui tentang bencana tsunami
2.Untuk menginformasikan kepada masyarakat dekat pantai tanda-tanda akan terjadinya 3.tsunami dan bagaimana cara penanggulangannya
4.Untuk mencegah banyaknya kerugian baik materil atau non-materil
5.Untuk menyebarluaskan ke masyarakat lain yang tidak dekat dengan pantai, agar lebih tau 6.tentang bencana Tsunami
Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak dapat dirasakan efeknya oleh kapal laut (misalnya) saat melintasi di laut dalam, tetapi meningkat ketinggian hingga mencapai 30 meter atau lebih di daerah pantai. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan erosi dan korban jiwa pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Kebanyakan kota di sekitar
Samudra Pasifik, terutama di Jepang juga di Hawaii, mempunyai sistem peringatan dan prosedur pengungsian sekiranya tsunami diramalkan akan terjadi. Tsunami akan diamati oleh pelbagai institusi seismologi sekeliling dunia dan perkembangannya dipantau melalui satelit.
Bukti menunjukkan tidak mustahil terjadinya
megatsunami, yang menyebabkan beberapa pulau tenggelam.


Penyebab terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan
gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada
kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau
sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi
megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Syarat terjadinya tsunami akibat gempa
Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun


Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia
Indonesia saat ini sedang melakukan pekerjaan pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami. Salah satu proyek yang dikerjakan adalah kerjasama dengan negara Jerman. Proyek ini bernama GITEWS (German Indonesia Tsunami Early Warning System). Ada 3 pilot area yang dipilih untuk pelaksanaan proyek ini yaitu Kota Padang, Jawa Tengah (Cilacap, Kebumen dan Bantul) serta Bali (Kab. Badung).
Pengembangang Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak dan instansi-instansi pemerintah. Sebagai koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian RISTEK (Riset dan Teknologi). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika)
Tujuan utama pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini adalah untuk terciptanya sebuag sistem yang dapat menginformasikan serta memperingatkan masyarakat luas apabila terjadi suatu Gempa yang berpotensi Tsunami DALAM WAKTU SESINGKAT SINGKATNYA agar kerugian Nyawa dan Materi dapat dihindarkan semaksimal mungkin.

Cara Kerja
Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa). Dilautan, peralatan-peralatan elektronis juga mencatat serta merekam data-data dasar serta permukaan laut. Data-data tersebut kemudian dikirim melalui Satelit kekantor-kantor yang berwenang (untuk Indonesia bernama BMG). Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id). Apabila gempa tersebut telah memenuhi syarat atau kondisi terjadinya Tsunami, maka BMG akan mengeluarkan peringatan Awas Tsunami. Artinya, gempa tersebut berpotensi untuk menimbulkan Tsunami. Untuk jenis Peringatan ini maka, pemerintah mengeluarkan isu evakuasi. Untuk kategori Awas Tsunami ini, Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk membunyikan SIRENE yang berarti Lakukan Evakuasi ! Peringatan Awas Tsunami ini juga akan secara otomotis ditampilkan melalui Mass Media Elektronik TV dan Radio.
Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai.

Kesimpulan dan saran

Jika tsunami datang

1. Jangan panik
2. Jangan menjadikan gelombang tsunami sebagai tontonan. Apabila gelombang tsunami dapat dilihat, berarti kita berada di kawasan yang berbahaya
3. Jika air laut surut dari batas normal, tsunami mungkin terjadi
4. Bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi ajaklah keluarga dan orang di sekitar turut serta. Tetaplah di tempat yang aman sampai air laut benar-benar surut. Jika Anda sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat
5. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan
6. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan seperti di atas, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
7. Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan anda bebas dan tidak membawa apa-apa

Sesudah tsunami

1. Ketika kembali ke rumah, jangan lupa memeriksa kerabat satu-persatu
2. Jangan memasuki wilayah yang rusak, kecuali setelah dinyatakan aman
3. Hindari instalasi listrik
4. Datangi posko bencana, untuk mendapatkan informasi Jalinlah komunikasi dan kerja sama degan warga sekitar
5. Bersiaplah untuk kembali ke kehidupan yang normal


Tsunami dalam sejarah


1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal, dan menelan 60.000 korban jiwa.
1883 - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.
2004 - Pada tanggal 25-26 Desember 2004, gempa besar yang menimbulkan tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Ketinggian tsunami 35 m,
2006 - 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang.
2007 - 12 September, Bengkulu, M8.4, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian tsunami 3-4 m.



Contoh format laporan kejadian bencana ( Depsos RI )

1.Jenis dan Besaran bencana :
2.Waktu kejadian bencana :
3.Lokasi kejadian bencana :
4.Akibat bencana meliputi :
a. Korban manusia :
I Meninggal dunia :
II Luka-luka :
III Menderita :
IV Mengungsi :
b. Kerusakan :
I Rusak total :
II Rusak berat :
III Rusak ringan :
c. Kerusakan lain :
I Masjid / mushola :
II Gereja :
III Pura :
IV Gedung :
V Lain-lain :
d. Taksira kerugian :
e. Kondisi korban manusia saat kejadian :
f. Upaya yang telah dilakukan Pemda setempat :
g. Kebutuhan korban bencana yang diperlukan
dan sangat mendesak :
I Air :
II Makanan :
III Tenda :
IV Sandang :
V Papan :
VI Keamanan :